Pada 1863 dimulailah pembangunan jalan rel pertama di Indonesia (ketika itu masih disebut Hindia Belanda) antara Semarang dan daerah kerajaan (vorstenlanden) Surakarta dan Yogyakarta, melalui Kedungjati dan Gundih. Yang membangun adalah Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS) yang mendapat konsesi dari pemerintah Hindia Belanda. Salah satu s yarat konsesi adalah dibangunnya lintasan cabang ke Ambarawa yang ketika itu adalah salah satu pusat militer kolonial. Pada 1873 seluruh jaringan itu selesai dibangun, Lebar sepur (gauge) yang dipilih adalah 1435 mm, seperti halnya di Eropa. Pada 1863 dimulailah pembangunan jalan rel pertama di Indonesia (ketika itu masih disebut Hindia Belanda) antara Semarang dan daerah kerajaan (vorstenlanden) Surakarta dan Yogyakarta, melalui Kedungjati dan Gundih. Yang membangun adalah Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS) yang mendapat konsesi dari pemerintah Hindia Belanda. Salah satu s yarat konsesi adalah dibangunnya lint