Bagaimana Islam memandang Perayaan Ulang Tahun Benar dan Bolehkah??
Untuk lebih jelas bab masalah urgen tentang hari Ulang Tahun ini, sy mmohon k tmn2 untuk membacanya sampai akhir, dengan demikian semoga,dan InsyaAllah tdk ada yg mengganjal..
Sungguh, kewajiban manusia hanya menyampaikan, urusan menggerakkan hati, memberi Hidayah dan mau menerima kebenaran hanyalah Allah SWT..
Bismillah..
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. al-Isrâ’ [17] : 36).
…
Sebelumnya, trimkasih banyak buat tmn2 yg sdh mndoakan sy…Ju2r sy bgtu salut smpai ada tmn yg rela mluangkan waktunya utk menekan toth HandPhone-ny tengah malam hnya tuk mngucakan Seamat Ultah..Subhanallah…Dan afwan jiddan jk sy mgkin bsa di bilang ssorang yg tdk tau trimaksih, sok, ataupn sombong krn tdk membalas sms ataupn status d wall fb..tp sungguh bukan itu, bukan itu mksd sy..Sbg manusia biasa, Adakah yang g’ senang jk org lain peduli dg kita.? Adakah yg g’ senang di perhatikan? Adakah yg tak tersentuh qalbunya ats ketulusan pertemanan dan persahabatan? Sy jg mrasakan itu kawan…! Sungguh menggembirakan..namun akn lebih baik jka kita tengok ulang, apkh cara ini boleh dan benar?
Mgkn sy hnya bsa berkata Amiin dm hati kecil ini, brharap dan berdo’a “wa laka mitsluhu wa barakallah fiikum” (semoga engkau mendapatkan yang semisal dan semoga barakah Allah menyertaimu). Ya, do’a tsb kmbali k diri antum (tmn2) jg..
Hari ini adalah hari Jum’at dmn do’a yg dipanjatkan akn lbih mustajab (Jd, berbahagialah qt.).. Selain itu smga do’a tmn2 ikhlas nggeh, krna terkadang sy sndiri merasa..sy mendoakan (k sseorang yg ultah) hnya krn g’ enak klo’ g’ mngucapknnya, aplgi jka ia adlh tmn dekat dan seperjuangan qt…atau bahkan sy mngucapkn ultah hnya agar mrka membalas mendo’akn sy di ultahku bsok.(Astghfirullah).Smg ndak ada yg spt itu ya..
Teman, sahabat , akhi wa ukhti fillah….
Bukankah qt menghargai, mnyayangi seseorang bkn berarti harus di tampakkan dan ia yg qt sayangi harus tahu? Bukankah do’a kpd seseorang, kpd saudara (seiman) yg tanpa ia ketahui akn lbih mustajab?
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Apabila seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka Malaikat akan berkata; amin, dan semoga engkau mendapatkan hal yang sama.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Alloh, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)
Mahasuci Allah, demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, Keagungan sunnah. Ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita. Ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Mungkin itulah yg dpat kita amalkan sbgai ganti ats ucapan dan perayaan…Sbgai bukti yg justru lebih tulus dlm mnyayangi saudara seimannya. Dan jauh terhindar dari harapan agr mndpt balasan dr makhluk.. Karena do’a tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa sepengetahuannya akan lebih dan benar2 menunjukkan keikhlasannya. Krn sungguh, ckup Allah lah yg membals sgla kbaikan qt..Dan InsyaAllah hal ini akn lbih mulia, bgtu bermanfaat untuk si fulan (yg sdg berulang tahun), lbih dr skedar ucapan “happy b’day or wish U all the best” atau mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN atau yg agak “islami” dikit MET MILAD….
….
Ju2r diri inipun sdg bertarung antra mngikuti hwa nafsu dan mncoba tuk ikhlas. Brusha tdk mngistimewakannya scra berebihan..berusaha mnjadikan hari ini skdar kmuliaan dan keutamaan hari Jum’at sj yg mmang lbih utama dr hari2 biasanya dlm Islam… Hr spesial,trbaik bgai bln rmadhan ats bln2 lainnya,hr rya kaum mslimin stiap pekannya jk hri rya umt yahudi(Sbtu)&nasrani(ahad). Hr dmn trdpt wkt yg bgtu mstajab tuk brdo’a,sdekah sgt utama,brnilai khuznul khotimah jk seorg muslim wafat.
Srta Hr Adam dcipta srt dan sangkakala dtiup..
Disini bukan maksud sy menggurui dan mrsa lbih baik dr tmn2..tidak, dan bukan itu mksd ana,.kita disini belajar bersama-sama..mk mhon maaf jka nanti dlm pembahasan ini trdpt kata2 yg mgkin kurang berkenan dihati tmn2..
Notes ini sengaja sy tuilis di hari ini, krn tkut mnyinggung org lain krn hmpir berurutan hari2 sblm ini tmn, dan shabat2 terdekat serta mgkin trmasuk antum yg sdg mmbaca notes ini baru aja milad.dg dmikian, wis men sek tersinggung ben yg ulang tahun hri ini aj.!^^…
Engga’2, InsyaAllah sy ndak tersinggung kok..
Bbrpa hri yg lalu sy mmang ragu tuk mngucpkn slamat ulang tahun kpd tmn2..ada yg smpt an kirim sms dan mgkn tlis status di wall..tpi maaf..sy mrsa bersalah..dan itu semua karena ketidak tahuan diri ini.. Dan memang tdk dpt di dalihkan trnyata masih banyak tmn2 qt yg mgkin blm mngetahui ttg hal ini, ttg sebab yg ditimbulkan, pandangan Islam terhadapnya serta hukumnya…
Semoga dg kita mnerima hal ini dg ikhlas, kita termasuk golongan orang2 yang sabar…
Sabar dlm menjlankan perintah agama, bukti akn kecintaan kita kepada Isam yg dlm sgla aspek khidupn teah diatur sdemikian rupa, bagi yg mencintai Rasulullah sbgai bukti akn kecintaan ajaranny serta yg paling utama bukti kesetiaan kpd-Nya dan berusaha mjd hamba-Nya yg taat..
Smg bermanfaat, dan hal ini mampu mjd pelajarn bgi kita smua.khususnya dan terpenting tuk saya sendiri..
….
Alhamdulillah stelah dari tadi malam, pagi subuh dan pagi tadi mncari pembahasan ttg Milad dalam pandangan islam akhirnya sy dptkn bbrp referensi yg Alhamdulillah smakin meyakinkan stelah sblmnya sy mncoba mnnyakan kpd murabbi, alumni SKI dan aktifis masjd kampung dan trnyata hampir smua mnjawab dlm satu arah dan garis besarnya sama..
Baiklah lgsg sja kita muai pembahasannya…,
….
“Kemudian Kami jadikan kamu di atas syariat dari urusan itu maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui..(Q.S Al Jatsiyah:18).
Sama halnya dg valentine day yg brasal dr bangsa romawi, halloween dr irlandia dan biasa dirayakan di AS, april mop yg mrupakan kegembiraan dibalik pembantaian ribuan kaum muslimin di andalusia (spanyol), mengucapkan selamat natal yg berarti meridhoi agama mereka dan perkara tahun baru yg disepelekan kaum muslimin hari ini, bahkan sampai ke masalah maulud Nabi yg sbenarnya tiada tuntunannya..
Ulang tahun..Yg bernilai sepele seperti mengucapkan ultah, hingga yg lbih beresiko yakni merayakannya..ternyata terdapat banyak pandangan yg salah untuk mslah ini..
Dan berkut adalah rangkuman yg sy dptkn dr bebrpa sumber mngenai pandangan Isam ttg perayaan ultah dan skedar hnya mngucapkan selamat ultah..InsyaAllah karena masaah ini di anggap terlalu sepele mka disini ditampilkan banyak dalil, hukum perayaan, mengucapkan, dan tanya jawab forum ttg perdebatan ini sengaja sy tampilkan untuk lbih myakinkan…
♦ Perayaan ♦
Sejarah..
Dalam catatan di Tabloid NOVA, 679/XIV, 4 Maret 2001, ternyata tradisi perayaan ulang tahun sudah ada di Eropa sejak berabad-abad silam. Orang2 pd zaman itu percaya, jika seseorang berulang tahun, setan-setan berduyun-duyun mendatanginya. Nah, untuk melindunginya dari gangguan para makhluk jahat tersebut, keluarga dan kerabat pun diundang untuk menemani, sekaligus membacakan doa dan puji-pujian bagi yang berulang tahun. Pemberian kado atau bingkisan juga dipercaya akan menciptakan suasana gembira yang akan membuat para setan berpikir ulang ketika hendak mendatangi orang yang berulang tahun. Ini memang warisan zaman kegelapan Eropa
Berdasarkan catatan tsb, awalnya perayaan ulang tahun hanya diperuntukkan bagi para raja. Mungkin, karena itulah sampai sekarang di negara-negara Barat masih ada tradisi mengenakan mahkota dari kertas pada orang yang berulang tahun. Namun seiring dengan perubahan zaman, pesta ulang tahun juga dirayakan bagi orang biasa. Bahkan kini siapa saja bisa merayakan ulang tahun. Utamanya yang punya duit.
….
Pembahasan boleh tidaknya masalah ulang tahun seseorang atau organisasi memang tidak disinggung secara langsung dalam dalil-dalil syar‘i. Tidak ada ayat Al-Quran atau hadits Nabawi yang memerintahkan kita untuk merayakan ulang tahun, sebagaimana sebaliknya, juga tidak pernah ada larangan yang bersifat langsung untuk melarangnya.
Shg umumnya masalah ini merupakan hasil ijtihad yang sangat erat kaitannya dengan kondisi yang ada pada suatu tempat dan waktu.
Perayaan ulang tahun anak tidak lepas dari dua hal ; dianggap sebagai ibadah, atau hanya adat kebiasaan saja. Kalau dimaksudkan sebagai ibadah, maka hal itu termasuk bid’ah dalam agama Allah. Padahal peringatan dari amalan bid’ah dan penegasan bahwa dia termasuk sesat telah datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:
“Hati-hatilah kalian dari mengadakan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap bidah adalah sesat, dan setiap kesesatan dalam api neraka.” (HR Abu Dawud, Tirmizi, Ibnu Majah).
Nmn jika dimaksudkan sebagai adat kebiasaan saja, maka hal itu mengandung dua sisi larangan.
Pertama.
Menjadikannya sebagai salah satu hari raya yang sebenarnya bukan merupakan hari raya (‘Ied). Tindakan ini berarti suatu kelalancangan terhadap Allah dan RasulNya, dimana kita menetapkannya sebagai ‘Ied (hari raya) dalam Islam, padahal Allah dan RasulNya tidak pernah menjadikannya sebagai hari raya.
Saat memasuki kota Madinah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati dua hari raya yang digunakan kaum Anshar sebagai waktu bersenang-senang dan menganggapnya sebagai hari ‘Ied, maka beliau bersabda.
“Sesungguhnya Allah telah mengganti bagi kalian hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu hari raya Idulfitri dan hari raya Iduladha.” (HR Nasai).
Kedua.
Adanya unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan musuh2 Allah. Budaya ini bukan merupakan budaya kaum muslimin, namun warisan dari non muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid”ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid”ah.
2. Ulang tahun adalah produk Barat/ non muslim
Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan.
Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara kita mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
3. Apakah Manfaat Merayakan Ulang Tahun?
Selain itu perlu juga kita renungkan sebagai muslim, apakah tujuan dan manfaat sebenarnya bisa kitadapat dari perayaan ini? Adakah nilai2 positif di dalamnya? Ataukah sekedar meneruskan sebuah tradisi yang tidak ada landasannya? Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang?
Pertanyaan berikutnya,adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu atau amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya? Pertanyaan berikutnya dan ini akan menjadi sangat penting, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?
Yang terkahir namun tetap penting, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjadi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini ‘harus’ dilakukan? Hal ini seperti yang terjadi pada upacara peringat hari besar Islam baik itu kelahiran, isra` mi`raj dan sebagainya.
Jangan sampai dikemudian hari, lahir generasi yang menganggap perayaan ulang tahun adalah ‘sesuatu’ yang harus terlaksana. Bila memang demikian, bukankah kita telah kehilangan makna?
3 hal yang menyebabkan kerusakan dalam agama Islam yakni mengikuti kaum lain (dm mslh agama),Pluralisme berlebihan dan Pendangkalan aqidah.
Bahkan Syaikh Muhammad Salih Al ‘ Utsaimin berkata, “Perihal hari lahir orang2, anak2 atau hari ultah perkawinan dan semacamnya, semua ini tidak disyariatkan dalam (Islam) dan merupakan bid’ah yang sesat.”
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (kearah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana amat teguh”. [Al-A’raf : 182-183]
Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini, karena mengucapkan “selamat ulang tahun (dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.!
Tradisi ulang tahun sama sekali tidak memiliki akar sejarah dalam islam. Islam tak pernah diajarkan untuk merayakan ulang tahun. Kalau pun kemudian ada orang yang berargumen bahwa dengan diperingatinya Maulid Nabi, hal itu menjadi dalil kalo ulang tahun boleh juga dalam pandangan Islam. Maka ini adalah argumen yang tidak tepat. Rasulullah SAW sendiri tak pernah mengajarkan kepada kita melalui hadisnya untuk merayakan maulid Nabi.
Kemudian perayaan ini selain bid’ah munkaroh yang tidak ada asalnya dari syariat juga di dalamnya terkandung tasyabbuh (menyerupai) dengan Yahudi dan Nashara tentang peringatan hari lahir. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda mewanti-wanti dari sunnah dan jalan hidup mereka:
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dalam golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).
Dalam riwayat lain.
Rasulullah SAW bersabda : “Kamu telah mengikuti sunnah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk ke dalam lubang biawak, kamu tetap mengikuti mereka. Kami bertanya : Wahai Rasulullah, apakah yang engkau maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Dan makna ” Siapa lagi ?” artinya merekalah orang-orang yang dimaksud dengan perkataan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ini. Beliau pun bersabda:
“Siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum itu.”
…..
♦ Mengucapkan, atau skedar memberi selamat ulang tahun, ♦
Apakah sama bid’ahnya bila kita mengucapakn selamat Milad kpd sesama saudara
seiman? Lalu bila acaranya itu hanya sekedar makan2 sja dan karena
adanya Milad itu,hubungan silahturahmim kita semakin dekat?
Bukankah kalau kita melakukannya artinya sama dengan kita menyetujui acara semacam ini? Padahal jelas jk merayakan hal tsb dalam pandangan islam ditolak?
Sedangkan Ulama fiqih mengucapkan selamat ulang tahun itu haram hukumnya. Karena sama saja seperti mengucapkan selamat natal (kelahiran) dan hal tersebut tdak pernah dicontohkan Rasulullah (hukumnya bid’ah).
♦ Tanya Jawab ♦
Pertama,
“Bolehkah merayakan ulang tahun dalam arti berdoa atau mendoakan agar yang berulang tahun selamat, sehat, takwa, panjang umur, dan seterusnya. Semua itu dilakukan dengan cara dan isi doa yang syar’i, tanpa upacara tiup lilin dan sebagainya seperti cara Barat, lalu dilanjutkan acara makan-makan. Bolehkah?”
Berdoa dan makan2 adalah halal. Tetapi bila dilakukan pada hari seseorang berulang tahun, maka akan terkena hukum haram ber-tasyabbuh bil kuffar. Jadi di sini akan bertemu hukum haram dan halal. Dalam kondisi seperti ini wajib diutamakan yang haram daripada yang halal sebab kaidah syara’ menyebutkan : “Idza ijtama’a al halaalu wal haraamu, ghalaba al haramu al halaala.” Artinya, “Jika bertemu halal dan haram (pada satu keadaan) maka yang haram mengalahkan yang halal.” (Kitab as-Sulam, Abdul Hamid Hakim). Dengan demikian, jika merayakan ultah diartikan sebagai “berdoa dan makan-makan”, dan dilaksanakan pada hari ultah, hukumnya haram, sesuai kaidah syar’i di atas. Akan tetapi jika dilaksanakan bukan pada hari ultah, maka hukumnya –wallahu a’lam bi ash shawab– Sebab hal itu tidak termasuk tasyabbuh bil kuffar karena yang dilakukan pada faktanya adalah “berdoa plus makan-makan”, yang mana keduanya adalah mubah secara syar’i. Lagi pula hal itu dilakukan tidak pada hari ultah sehingga di sini tidak terjadi pertemuan halal dan haram sebagaimana kalau acara tersebut dilaksanakan pada hari ultah. Wallahu a’lam.
Kedua,
Kapan ultah bisa menjadi bid’ah?
Yaitu ketika ultah menjadi sesuatu yg WAJIB dirayakan……
Ketiga,
Sorry ada yang masih mengganjal.,
Kalau seandainya hanya sekedar memberi hadiah tapi bukan maksud untuk meyakini adanya Hari ULTAH atau merayakannya,?mmm… dan lagi tidak bertepatan dg MILAD org tsb?
Kalo saling memberi hadiah kepada saudara muslim mah kalo bisa sesering mungkin. Dan kebiasaan ini juga bisa menghilangkan kebiasaan orang memberi hadiah hanya pada momen tertentu saja.
Keempat,
Kalo di adakan sedekah makan dengan fakir miskin dan anak yatim di hari ‘H’ nya, dengan tujuan mensyukri rahmat Allah yang telah memberikan kehidupan ini gimana ya?
Jk seperti itu sedekah jangan waktu hari “H” supaya lebih aman karena tidak terkena ancaman tasyabbuh. Sama aja tidak boleh bersedekah dengan maksud merayakan ulang tahun,karena itu sama dengan merayakan ulang tahun
Berarti merayakan, mksd sy mengadakan acara ulang tahun hukumnya mubah donk ka/ pak/ ustadz… dgn catatan tdk merayakan pd hari ulng thn itu sendiri.. betul kan!!!! kl qt mlihat orang2 pd saat ini, zaman sekarang… bnyk orng yg merayaknya sblm/sesudh hari ulth tersebut, akan tetapi tetap intinya untuk merayakan hari ulang thn, naah… bgimana kl qt kaitkan dgn hadits rasulullah. “innama al-’amalu binniyah, wa innama likulli imri’in ma nawa”. berarti sama aja dong…. gmn ka/pak/ustadz menanggapi hal demikian????
Yg tidak boleh itu mengadakan syukuran yg br7an mrayakan Ultah, tapi mengadakan syukuran di hari ultah boleh2 ja, kalau 7an@ bukan syukuran ultah, beda antar syukuran ultah dgn syukuran di hari ultah apapun kegiatannya, apapun caranya, Kalau niatnya utk memperingati ulang tahun ya itu namanya merayakan ulang tahun,,, Jadi,,, gak usah cari cari alasan/dalil/argumen atau segudang buku untuk pebenaran ,,, Sami’na wa ato’na (saya dengar dan saya taat) titik.!
Kelima,
Lalu, bagaimana dengan orang2 yang merayakan hari ulang tahun tersebut? kenapa hari jadi itu tidak boleh dirayakan? padahal pada hari spesial itu kita ingin berbagi kebahagiaan dengan orang2 sekitar sebagaimana mereka dulu bahagia akan menyambut kedatangan kita ke dunia ini.. itu perayaan dengan maksud kita ingin berbagi kebahagiaan, sadangkan berbahagia itu kan tidak dilarang. lalu, apa yang jadi masalah di hari ulang tahun??
Bukan bahagianya lho yang dilarang, tapi hukum syar’inya dalam islam..
Bnyak ko, fatwa ulama mengenai haramnya peringatn ultah..kalo memang anda senang untuk bisa berbagi kebahagiaan, kenapa ga di hari lain aja???
Suatu saat Rasulullah memasuki kota madinah, kemudian didapatinya 2hari raya yang diperingati kaum Anshar untuk bersenang-senang:
Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian hati yang lebih baik dati keduanya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha”
Tuh kan, Rasul aja meminta umatnya agar hanya memperingati 2 hari raya aja..
Selain itu, ancaman yang terberat itu ya tasysabbuh-nya,, dimana kaum Nashrani memperingati hari kelahiran Nabi Isa (ultah Isa),, Kita kan ngga mau ya.. digolongkan kedalam kaum kafir, maka dari itu juga Rasulullah memperingati kita agar kita selalu menyelisihi mereka disetiap kebiasaan mereka. salah satunya ya.. dengan tidak merayakan pesta ULtah….Toh, Sahabat Rasulullah sekalipun yang paling faham dengan Sunnah yang dibawa RAsulullah, belum ada riwayatnya mereka bersenang-senang dengan merayakan ultah, So, knapa kita ngga mencukupkan agama ini sesuai dengan syariatnya aja???
Wallahu’alam…
…..
♦ Forum, pendapat ttg ULTAH ♦
Itulah bedanya kita di jaman skarng dgn para sahabat dulu, mreka tdk prnah mncari2 pmbnaran dan alasan untk mlakukan sesuatu yg tdk diajar Rasul, mreka hanya meniru / mngikuti apa yg di ajarakan Rasulullah, selain dari itu TIDAK. Asal tau aja, Ultah itu sudah ada jauh sblm jaman Rasulullah, tapi Rasul tdk prnah mngajarkan tntang itu, krn kbiasaan org2 Kafir dahulu. Tapi kalo saudara2ku masih ttap juga ngotot rayakan sy minta supaya jgn hanya tahunnya yg diulang (disyukuri), tapi ulang2 juga bulannya, minggunya, harinya, jamnya, mnitnya, detiknya biar adil dong, kan kita mau syukuri prtambahnya umur (waktu) yg ALLAH anugrhkan kpd kita, ayo kalo bisa rayakan tiap hari apa kalian di lahirkan, dan rayakan juga jam lahirnya jam brp, bahkan harus sampai ulang detik kalo mmang bnar2 mau brsyukur kepada AllahSWT
“So, what should we do?
Ucapkan saja doa tanpa mengucapkan kata “selamat ulang tahun” atau sebagainya… Kalau ia nonmuslim, bukankah kita tidak boleh mendoakan nonmuslim? Hmm.. Beri saja sebingkai senyum lebar, kasih sedekah gak papa lah..
Rasulullah aja ngga ngerayain koq. Padahal kalo soal berbagi, bersyukur, mengingat mati, menyenangkan hati saudara seiman, Rasulullah paling tahu gimana. Tapi beliau nggak pake ngerayain Ultah beliau. Juga ultah isteri2nya yang sangat beliau cintai pun tidak dirayakan. Mengucapkan selamat pun tidak. Sekali lagi, kalo soal berbuat baik, Rasulullah lebih tahu bagaimana, namun beliau tidak mencontohkan apapun ttg ulang tahun.
Ah, ane sih mending ngabisin waktu dgn apa yg diperintahkan dan dicontohkan Rasulullah aja, yang sesuai Qur’an dan Sunnah.
Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik, yakni do’a. Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi, sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.
Namun, JANGANLAH kita mendoakan orang lain HANYA pada saat di hari ultahnya saja atau jangan kita mengkhususkan hari tersebut. Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja.
….
Wallahualam bisshowab..
Telah berlalu beberapa “birthday reminder” kalian di facebook saya. Di suatu bulan muncul pula “birthday reminder” saya di facebook kalian atau kalian ingat ulang tahun anggota keluarga saya. Namun kali ini indahnya persahabatan kita tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah siapa yang paling tulus mendoakan semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa.
Mungkin saya tidak selalu ada saat kalian bahagia. Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka. Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidak pedulian. Yakinlah kawan, Insya Alloh, Doa saya bersama kalian…..
Jika anda benci saya, pastikan benci karena Allah (benci yang syar’i)…Dan jgn membenci karena aturan Allah..
Source : https://em1rhan.wordpress.com/2012/09/20/perayaan-ulang-tahun-benar-dan-bolehkah-bagaimana-islam-memandang-tasyabbuhkah-yakinlah-kawan-kalian-begitu-berarti-bagiku-doaku-bersama-kalian-tanpa-harus-kalian-tahu/
Referensi :
http://myquran.com/forum/showthread.php/3453-Hukum-Merayakan-Ulang-Tahun, http://forum.dudung.net/index.php?topic=301.0,http://jilbab.or.id/archives/217-hukum-merayakan-hari-ulang-tahun/,http://dedekceria.blogspot.com/2010/11/hukum-mengucapkan-selamat-ulang-tahun.html, http://memoirprincesse.livejournal.com/22180.html,http://hadziq.if.its.ac.id/?p=8, http://www.themediate.com/2009/08/hukum-merayakan-ulang-tahun-dalam-islam.html,http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/01/hukum-merayakan-ulang-tahun-anak.html,
http://www.almanhaj.or.id/content/1584/slash/0,http://saif1924.wordpress.com/2008/06/02/hukum-merayakan-ulang-tahun/, Sumber Hukum Merayakan Ulang Tahun : http://assunnah.or.id
Comments
Post a Comment