Jakarta -
Lembaga Penerbangan dan Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
berhasil meraih penganugerahan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI),
Minggu (2/6). Rekor tersebut diperoleh untuk kategori Pesawat Tanpa
Awak (UAV) Terbang Menempuh Jarak terjauh dengan nomor rekor 5997.
Berdasar rilis yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Selasa (4/6), penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardienata.
Jarak Terbang Terjauh yang berhasil dipecahkan adalah 200 Km, terbang pergi-pulang dari lapangan udara Pameungpeuk, Garut, menuju Nusawiru, Pangandaran.
Pesawat tanpa awak tersebut lepas landas pukul 07.30 WIB. Setelah melakukan manuver terbang di sekitar Lapangan Udara Pameungpeuk, pesawat terbang secara autonomous menuju Nusawiru dengan jarak tempuh 100 kilometer.
Dua jam kemudian, pesawat UAV Lapan kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut, Jawa Barat. Dengan demikian, total jarak tempuh pulang pergi pesawat ini mencapai 200 kilometer dan merupakan pencatatan awal rekor terjauh yang dilakukan MURI.
Hebatnya lagi, selama penerbangan tersebut, pesawat juga melakukan pemotretan dan perekaman gambar yang berlangsung simultan tanpa putus.
LSU 02 merupakan pesawat nirawak buatan Lapan. pesawat yang memiliki bentangan sayap sepanjang 2400 milimeter dan panjang badan mencapai 1700 milimeter tersebut mampu terbang secara automatis dengan program sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan. Pesawat bermisi pengamatan ini memiliki muatan maksimum 3 kilogram dengan kecepatan terbang 100 kilometer per jam.
Pesawat UAV Lapan tersebut sebelumnya sudah dioperasikan dengan misi memotret kawah Gunung Merapi dan memantau banjir di DKI Jakarta pada bulan Januari 2013. Selain itu, teknologi ini juga dapat mendukung program ketahanan pangan dengan cara pemantauan sawah untuk estimasi produksi padi dengan menggunakan beberapa metode dan sudut pandang.
Peristiwa pencatatan rekor ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi Lapan karena sudah berhasil mencatatkan rekor terbang terjauh untuk pesawat tanpa awak dengan berat total kurang dari 15 kg. Disamping itu, pencatatan rekor tersebut merupakan tonggak bersejarah bagi Lapan yang akan akan merayakan ulang tahun ke 50 tahun ini.
Prestasi ini juga merupakan langkah awal bagi pengembangan pesawat tanpa awak di masa mendatang yang tentunya untuk menunjang pembangunan nasional. Deputy Manager MURI, Damian Awan Rahargo, dalam sambutannya menyatakan rasa bangga dan haru atas prestasi yang telah dicapai oleh anak-anak bangsa khususnya di bidang teknologi penerbangan tanpa awak.
Berdasar rilis yang diterima Beritasatu.com di Jakarta, Selasa (4/6), penghargaan rekor MURI tersebut diterima oleh Deputi Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Prof. Dr. Ing. Soewarto Hardienata.
Jarak Terbang Terjauh yang berhasil dipecahkan adalah 200 Km, terbang pergi-pulang dari lapangan udara Pameungpeuk, Garut, menuju Nusawiru, Pangandaran.
Pesawat tanpa awak tersebut lepas landas pukul 07.30 WIB. Setelah melakukan manuver terbang di sekitar Lapangan Udara Pameungpeuk, pesawat terbang secara autonomous menuju Nusawiru dengan jarak tempuh 100 kilometer.
Dua jam kemudian, pesawat UAV Lapan kembali mendarat dengan mulus di lapangan udara Pameungpek, Garut, Jawa Barat. Dengan demikian, total jarak tempuh pulang pergi pesawat ini mencapai 200 kilometer dan merupakan pencatatan awal rekor terjauh yang dilakukan MURI.
Hebatnya lagi, selama penerbangan tersebut, pesawat juga melakukan pemotretan dan perekaman gambar yang berlangsung simultan tanpa putus.
LSU 02 merupakan pesawat nirawak buatan Lapan. pesawat yang memiliki bentangan sayap sepanjang 2400 milimeter dan panjang badan mencapai 1700 milimeter tersebut mampu terbang secara automatis dengan program sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan. Pesawat bermisi pengamatan ini memiliki muatan maksimum 3 kilogram dengan kecepatan terbang 100 kilometer per jam.
Pesawat UAV Lapan tersebut sebelumnya sudah dioperasikan dengan misi memotret kawah Gunung Merapi dan memantau banjir di DKI Jakarta pada bulan Januari 2013. Selain itu, teknologi ini juga dapat mendukung program ketahanan pangan dengan cara pemantauan sawah untuk estimasi produksi padi dengan menggunakan beberapa metode dan sudut pandang.
Peristiwa pencatatan rekor ini merupakan momentum yang sangat berharga bagi Lapan karena sudah berhasil mencatatkan rekor terbang terjauh untuk pesawat tanpa awak dengan berat total kurang dari 15 kg. Disamping itu, pencatatan rekor tersebut merupakan tonggak bersejarah bagi Lapan yang akan akan merayakan ulang tahun ke 50 tahun ini.
Prestasi ini juga merupakan langkah awal bagi pengembangan pesawat tanpa awak di masa mendatang yang tentunya untuk menunjang pembangunan nasional. Deputy Manager MURI, Damian Awan Rahargo, dalam sambutannya menyatakan rasa bangga dan haru atas prestasi yang telah dicapai oleh anak-anak bangsa khususnya di bidang teknologi penerbangan tanpa awak.
Penulis: Feriawan Hidayat/FER
Sumber:PR
Comments
Post a Comment